Bekasi (14/1/2023)- Seorang mukmi idealnya adalah seseorang yang selalu diliputi kebaikan,kebahagiaan dan keberuntungan sebab imannya itu. Allah swt mengeaskan dalam Al Quran (QS An Nahl :97). Rasulullah saw bersada :
عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر
فكان خيرا له (رواه مسلم)
Maka saat ada seorang mukmin yang merasa sabaliknya; lemah berbuat baik, tidak bahagia, merasa selalu dalam kesempitan, berat menjalani hidup, berarti ada masalah dalam dirinya, dalam keyakinan dan tauhidnya. Imam Ibnu Taimiyah berkata :
فمن أحس بتقصير في قوله أو عمله أو حاله أو رزقه أو تقلب قلبه فعليه بالتوحيد ففيه شفاء ..
Barangsiapa merasa ada kekurangan dalam perkataan, amal, kondisi, rizqi atau kegalauan hatinya maka hendaknya ia menguatkan tauhid, sebab di dalamnya ada obat…
Berikut ini adalah empat kunci mendekatkan diri kepada Allah sekaligus memperbaiki keyakinan kita kepada-Nya :
1. Selalu bersyukur kepada Allah
Yakni dengan a)mempertajam penglihatan mata dan hati kita terhadap nikmat-nikmat Allah swt. Sebab serigkali surplusnya nikmat Allah tidak diiringi dengan kesadaran menghadirkan kesyukuran. Selalu saja kita mengalami defisit kesyukuran. Maka Allah swt memerintahkan agar memperhatikan bekas-bekas rahmat Allah pada diri kita dan b) mengalokasikan nikmat untuk taat dan patuh kepada Allah.
2. Selalu bersabar dalam segala ikhtiyar
Sabar adalah bagian dari sunatullah di alam semesta, sebab segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini butuh proses. Kesuksesan apapun yang diraih seorang hamba membutuhkan waktu, kerja keras, konsentrasi dan pengorbanan yang tak sedikit. Kesabaran inilah yang harus tertanam saat menginginkan segala sesuatu dalam hidup (QS 32: 24)
3. Berprasangka baik kepada Allah
Orang mudah berprasangka baik saat dalam kondisi baik, tetapi sangat susah saat berada dalam kesempitan. Allah swt menyebutnya sebagai orang beriman saat ia tetap berprasangka baik saat musibah menimpanya(QS 64:11). Karenanya Rasulullah saw selalu menekankan prasangka baik saat ujian dan musibah menimpa seseorang . Dalam suatu hadits beliau bersabda :
ما يصيب المؤمن من وصب ولا نصب ولا سقم ولا حزن حتى الهم يهمه إلا كفر به من سيئاته
4. Selalu bertawakkal kepada Allah
Imam Ibnu Hajar mendefinisikan tawakal sebagai : قطع النظر إلى الأسباب بعد تهيئة الأسباب , memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab disiapkan, artinya sebab bukanlah penentu kesuksesan tetapi Allah-lah yang menentukan.
Baca juga : Hikmah Jum’at : Musafir
Baca juga : Memaknai Pergantian Waktu
Sumber : Artikel (alm) Ust. Muhammad Ma’mun Salman, M.Pd.I
Simak Video : Tazkiyatun Nafs Ust. M. Ma’mun Salman, M.Pd.I
Leave a Comment