Bekasi(3/05/2023)- Tanggal 2 Mei 2023, adalah hari yang istimewa bagi dunia pendidikan Indonesia. Selain hari ini merupakan awal dimulainya kembali aktifitas pendidikan setelah libur Idul Fitri 1444 H, hari ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional.
Ditetapkannya tanggal 2 Mei sebagai hari pendidikan nasional merupakan ketetapan dari pemerintah yang dituangkan dalam Keputusan Presiden RI No 305 tahun 1959. Hal ini sebagai bentuk penghargaan terhadap Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) atas jasa-jasanya dalam mengembangkan dasar-dasar pendidikan Indonesia. Di pilihnya tanggal 2 Mei karena bertepatan dengan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara yaitu 2 Mei 1889.
Suwardi Suryaningrat berasal dari keluarga bangsawan Kadipaten Pakualam. Beliau adalah putra GPH Soerjaningrat dan cucu dari Paku Alam III. Karena statusnya sebagai bangsawan, beliau mendapatkan akses pendidikan yang memadai dengan bersekolah di Europeesche Lagere School yaitu sekolah dasar khusus bagi anak-anak yang berasal dari Eropa. Beliau juga sempat menempuh pendidikan kedokteran di STOVIA, namun tidak sampai menamatkannya karena kondisi kesehatan yang kurang mendukung.
Sebagai generasi muda terpelajar, Suwardi Suryaningrat aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan berperan aktifnya sebagai wartawan di beberapa surat kabar. Beliau dikenal sebagai penulis yang handal. Tulisan-tulisannya banyak ditujukan sebagai propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Selain itu beliau juga aktif dalam berbagai organisasi sosial politik seperti Budi Utomo dan Indishe Partij.
Beliau juga sempat diasingkan ke Belanda (tahun 1913) bersama dua orang teman seperjuangannya yaitu Dowes Deker dan Tjipto Mangunkusumo. Puncaknya yaitu pada tanggal 3 Juli 1922 sekembalinya dari pengasingan ia mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa dan mengganti namanya yang semula Suwardi Suryaningrat menjadi Ki Hajar Dewantara. Ia sengaja menyembunyikan gelar bangsawannya agar dapat leluasa dalam berinteraksi dengan berbagai golongan masyarakat.
Baca juga : Ki Hadjar Dewantara
Salah satu semboyannya yang dikenal luas oleh dunia pendidikan Indonesia saat ini yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (“di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan”). (fr)
Simak video : Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Yang Bersuara Lantang
Leave a Comment